Rabu, 28 Desember 2016

MENGAPA POMATO DICIPTAKAN?

Pada awalnya, persilangan tanaman (organisme) yang berbeda spesies namun memiliki genus yang sama tidaklah dimungkinkan melalui cara konvensional. Biasanya untuk menghasilkan persilangan para peneliti melakukan pembastaran bunga ( persilangan melalui reproduksi seksual). Sehingga mereka terus mengembangkan teknik-teknik bercocok tanam sehingga memungkinkan persilangan / hibridisasi tanaman berbeda spesies namun tetap berada di satu genus.
POMATO pertama kali dikultur oleh Melchers pada tahun 1978. Pada saat itu Melchers melakukan fusi protoplas sel tomat dan sel kentang. Namun, Hasil fusi tersebut menghasilkan tanaman yang steril. Hal itu disebabkan, karena Melchers menggunkan sel kalus ketang yang masih aneuploid (n) , sehingga sel tidak berkembang. Pada Tahun 1988, Okamura berhasil menghasilkan tanaman POMATO yang fertile Okamura melakukan fusi dari protoplas sel mesofil . dari kentang dan tomat. Pada Tahun 1994 Inca Lewwnn-Dorr, berhasil membudidayakan POMATO.
Pomato  membuktikan  bahwa hibridisasi antar spesies dalam genus yang sama adalah mungkin. Hal ini didukung oleh kesamaan enzim oligomer yang dimiliki keduanya, yakni enzim ribulosa fosfat karboksilase yang berperan penting dalam fotosintesis. Enzim tersebut dihasilkan dari sekuens DNA kloropas yang sama pada kedua tanaman.

APA SIH MANFAAT POMATO ?
      Saat ini, POMATO banyak dibudidayakan di banyak Negara. POMATO dinilai menguntungkan petani karena menghasilkan dua organisme sekaligus dalam satu waktu. Sehingga petani dapat menghasilkan produk yang bervariasi di lahan yang sempit.

BAGAIMANA CARA POMATO DI HASILKAN ?
  Seperti yang telah diulas sebelumnya POMATO merupakan hasil dari fusi sel protoplasma mesofil .

Dengan bantuan enzim selulase, pektinase dan ion Ca2+, protoplasma masing-masing tanaman dipisahkan dari sel mesofil. Fusi protoplas di induksi oleh PEG sehingga inti kedua protoplas induk menyatu. Menyatunya kedua protoplas, menghasilkan inti heterokariot yang tumbuh menjadi koloni-koloni hibrida. kemudian, koloni hibrida tersebut diseleksi untuk dipindahkan ke media kultur, setelah beberapa minggu, koloni tumbuh menjadi kalus. Setelah kurang lebih 3 minggu kalus tumbuh menjadi kecambah pomato. Kecambah ini dipindahkan ke media tanah di pot kecil. saat mulai besar, tanaman pomato siap di pindahkan ke media tanamah yang lebih besar.
(atas) protoplasma tomat, (bawah)protoplasma kentang
kedia protoplasma di ambil dari sel mesofil masing masing tanaman
(kiri) kecambah tomat, (kanan) kecambah pomato
kecambah pomato berukuran lebih kecil dari kecambah tomat

(atas ) bunga tomat, (bawah) bunga pomato
Bunga pomato memiliki warna putih kekuningan.


hasil panen POMATO
KEKURANGAN POMATO 

          Disisi lain,  POMATO merupakam tanaman yang cukup "manja" dia mudah terserang penyakit, baik dari bakteri atau virus. selain itu, pomato memerlukan teknik yang rumit serta  biaya pemeliharaan dan pembudidayaan yang cukup mahal. Namun, baru-baru ini, Korea Selatan sedang melakukan penelitian, menghasilkan pomato dai teknik okulasi, sehingga biaya pemeliharaan dan pembudidayaan pomato tidak terlalu mahal
tanaman pomato yang terseranng penyakit

teknik pemanenan tercanggih di dunia pertanian

Pesatnya kemajuan teknologi sudah menjamah bidang pertanian. Saat ini di luar negeri sana hampir tidak memakai alat konvensional untuk mengolah pertanian dari mengolah tanah sampai mengambil hasil panen.

Selasa, 27 Desember 2016

perencanaan bisnisusahatani cabe rawit



PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Cabe rawit adalah tumbuhan anggota genus Capsicum frutescens L. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabe yang pedas sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Bagi seni masakan Padang, cabe bahkan dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-alih sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabe.
Cabe sebagai salah satu jenis sayuran, merupakan produk komoditi pertanian yang paling digemari oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kecendrungan masyarakat Indonesia yang menyukai jenis masakan pedas dan berbumbu lengkap. Hal ini yang menjadikan prospek budidaya cabe sangat digemari dan menjadi pilihan utama diantara berbagai kalangan petani.
Seiring meningkatnya jumlah penduduk Riau, permintaan akan cabe akan semakin meningkat. Ketersediaannya menjadi suatu prospek usaha yang cerah. Selama ini, petani Riau mayoritas adalah petani perkebunan, yang mana sawit menjadi pilihan utama. Dengan mempertimbangkan aspek yang akan datang, permintaan cabe sebagai salah satu bumbu yang wajib ada dalam dapur, budidaya cabe akan tetap menjadi prospek yang menjanjikan dan patut untuk diusahakan.
Selain itu, penulis juga telah mendapatkan lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk membudidayakan cabe rawit ini. Maka dari itu, penulis tertarik untuk merencanakan bisnis cabe rawit ini sebelum melakukan usaha budidaya cabe rawit.
1.2. Tujuan dan Manfaat
Perencanaan bisnis ini dibuat untuk mengetahui gambaran usaha Agribisnis cabe rawit yang akan dilakukan dalam melakukan usaha oleh penulis. Pembuatan perencanaan bisnis ini, adalah sebuah langkah awal untuk menyesuaikan anggaran dasar yang akan dikeluarkan dengan memulai Agribisnis cabe rawit.
Tujuan dari perencanaan bisnis ini yaitu :
1.      Mengetahui anggaran yang dikeluarkan untuk usaha cabe rawit.
2.      Mengetahui keuntungan dari usaha cabe rawit
3.      Mengetahui apakah usaha cabe rawit ini layak atau tidak
4.      Mengetahui tingkat dimana usaha cabe rawit dalam keadaan tidak untung dan tidak rugi
Dengan dibuatnya perencanaan bisnis ini diharapkan dapat menjadi panduan agar dapat mengembangkan bisnisnya dengan baik. Dengan pengembangan Agribisnis cabe dalam skala kecil menengah, akan dapat meningkatkan produksi cabe nasional. Hal ini tentunya menjadi langkah yang positif untuk menjadikan Indonesia swasembada cabe, tanpa harus mengimpor dan berkutat pada masalah harga cabe yang sering meroket naik.
Seperti yang kita ketahui, cabe merupakan komoditas sayuran yang sangat merakyat. Semua masyarakat memerlukannya. Umumnya, cabe digunakan sebagai pelengkap bumbu masakan, dijadikan sambal cemilan, atau dapat juga dijadikan manisan cabe.
Manfaat cabe sebagai salah satu sayuran yang mengandung vitamin C, dan terdapat zat – zat lain yang tak kalah penting untuk kesehatan tubuh.  Tak heran bila volume peredaran dipasaran sangat banyak jumlahnya, mulai dari pasar rakyat, pasar swalayan, warung pinggir jalan, restoran kecil hingga hotel berbintang sehari harinya membutuhkan cabe dalam jumlah yang tidak sedikit untuk melengkapi masakannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Tanaman Cabe
Tanaman cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan (solanaceae) yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara-negara benua Amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia. Selain di Indonesia, ia juga tumbuh dan populer sebagai bumbu masakan di negara-negara Asia Tenggara lainnya.  Di Malaysia dan Singapura dinamakan cili padi, di Filipina siling labuyo, dan di Thailand phrik khi nu. Di Kerala, India, terdapat masakan tradisional yang menggunakan cabe rawit dan dinamakan kanthari mulagu. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Thai pepper atau bird’s eye chili pepper (Polengs, 2011).
Buah cabe rawit berubah warnanya dari hijau menjadi merah saat matang dapat dilihat pada gambar 1. Meskipun ukurannya lebih kecil daripada varitas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena kepedasannya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Cabe rawit biasa di jual di pasar-pasar bersama dengan varitas cabe lainnya.
Tanaman cabe merupakan tanaman perdu dengan percabangan banyak, tinggi 50-100 cm.  Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5-9,5 cm, lebar 1,5-5,5 cm, berwarna hijau. Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2-3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu. Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1-3 cm, lebar 2,5-12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas.
Buah muda berwarna hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah terang.  Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2-2,5 mm, berwarna kuning kotor.
Cabe rawit terdiri dari tiga varietas, yaitu cengek leutik yang buahnya kecil, berwarna hijau, dan berdiri tegak pada tangkainya; cengek domba (cengek bodas) yang buahnya lebih besar dari cengek leutik, buah muda berwarna putih, setelah tua menjadi jingga; dan ceplik yang buahnya besar, selagi muda berwarna hijau dan setelah tua menjadi merah. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar, dan asinan. Daun muda dapat dikukus untuk lalap. Cabe rawit dapat diperbanyak dengan biji (Polengs, 2011).
2.2. Syarat Tumbuh
Pada umumnya cabe dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter dpl, serta menyukai daerah kering, dan ditemukan pula pada ketinggian 0,5-1.250 m dpl. Cabe dapat beradaptasi dengan baik pada temperatur 24 – 27 derajat Celsius dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi. Tanaman cabe dapat ditanam pada tanah sawah maupun tegalan yang gembur, subur, tidak terlalu liat dan cukup air. Permukaan tanah yang paling ideal adalah datar dengan sudut kemiringan lahan 0 sampai 10 derajat serta membutuhkan sinar matahari penuh dan tidak ternaungi, pH tanah yang optimal antara 5,5 sampai 7.
Tanaman cabe juga sangat bagus jika intensitas pengairannya cukup, tetapi apabila jumlahnya berlebihan dapat menyebabkan kelembaban yang tinggi dan merangsang tumbuhnya penyakit jamur dan bakteri, namun sebaliknya jika kekurangan air, tanaman cabe dapat kurus, kerdil, layu dan mati. Sehingga harus benar-benar diperhatikan tingkat pengairannya agar tak terlalu over. Pengairan dapat menggunakan irigasi, air tanah dan air hujan, sebaiknya menghadapai musim kemarau, kita membuat kolam penampung dari pelastik di kebun kita agar pasokan air untuk tanaman dapat terjaga secara optimum (Polengs, 2011).
2.3. Budidaya Tanaman Cabe
Dalam pembudidayaan cabe, perlu ketrampilan dan pengalaman lapangan yang memadai. Pemilihan varietas sangat penting untuk menyesuaikan dengan kondisi lahan dan kebutuhan pasar (Sihotang, 2010). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya adalah sebagai berikut :
a.      Persemaian Tanaman Cabe
Tahap awal budidaya cabe adalah membuat persemaian guna menyiapkan bibit tanaman yang sehat, kuat dan seragam sebagai bahan tanam di lapangan. Media semai yang dipergunakan hendaknya mempunyai struktur yang remah, tidak menahan air dan cukup nutrisi. Bahan yang dapat digunakan adalah campuran kompos, tanah, dan pasir dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Untuk menambahkan nutrisi berikan pupuk NPK grand S-15 sebanyak 80 gram yang telah dihaluskan untuk tiap 3 ember campuran bahan tersebut (Sihotang, 2010).
Setelah bahan tercampur, masukkan bahan pada kantung plastik dengan ukuran 8 x 9 cm sampai 90 % penuh, dan buat lubang pembuangan air pada plastik bagian bawah yang telah terisi media.  Atur media pada bedeng semai yang telah disiapkan. Bedeng semai dibuat dengan tinggi 20 – 50 cm dengan lebar 80 – 100 cm dan panjang menyesuaikan kondisi. Arah bedengan diatur membujur utara selatan dengan memberikan atap penutup dari plastic dengan tiang penyangga bagian timur 100 cm dan bagian barat 80 cm atau atap dapat dibuat dengan model ½ lingkaran . Hal ini dimaksudkan agar bibit yang tumbuh cukup mendapatkan sinar matahari sehingga tidak mengalami etiolasi (Sihotang, 2010).
Langkah selanjutnya adalah pemeraman benih yang bertujuan untuk mengecambahkan benih. Media pemeraman yang digunakan adalah kain handuk atau 3 – 5 lapis kertas merang yang disemprot dengan larutan fungisida Victory dengan kosentrasi 3 gram / liter. Benih ditaburkan secara merata pada media dan diusahakan tidak menumpuk. Benih yang digunakan sebaiknya benih cabe hibrida yang telah diberi perlakuan pestisida (Sihotang, 2010).
Media digulung atau dilipat dan disimpan dalam suhu kamar. Untuk menjaga kelembaban media peram, semprotkan air dengan handspray setiap pagi dan sore. Setelah 4 sampai 7 hari, benih akan mengeluarkan radikula atau calon akar. Dengan bantuan penjepit, benih yang telah mengeluarkan calon akar di tanam pada media semai yang disiram terlebih dahulu setiap pagi dan sore persemaian perlu disiram. Untuk mencegah gangguan cendawan, semprot persemaian dengan fungisida Starmyl 25WP dan Victory 80WP secara bergantian dengan konsentrasi 0,5 gram / liter. Untuk mencegah gangguan hama persemaian, semprot dengan insektisida winder 100ec dengan konsentrasi 0,5 cc / liter. Persemaian juga dapat dilakukan dengan meletakkan benih secara langsung pada media semai tanpa diperam terlebih dahulu (Sihotang, 2010).
b.      Pengolahan Tanah untuk Penanaman Cabe
Lahan yang akan dipakai tempat penanaman harus dibersihkan dari segala macam gulma dan akar bekas tanaman lama, agar pertumbuhan akar tidak terganggu dan untuk menghilangkan tumbuhan yang menjadi inang hama dan penyakit. Apabila lahan banyak ditumbuhi gulma, pembersihannya lebih baik menggunakan Herbisida Sistemik seperti Rambo 480AS dengan dosis 2 sampai 4 liter per hektar (Sihotang, 2010). 
Selanjutnya lahan dibajak dan digaru dengan hewan ternak maupun dengan bajak traktor. Pembajakan dan penggaruan bertujuan untuk menggemburkan, memperbaiki aerasi tanah dan untuk menghilangkan OPT yang bersembunyi di tanah.  Buat bedengan dengan ukuran lebar 100 – 110 cm dengan ketinggian bedengan 50 – 60 cm dan lebar parit 50 – 60 cm . Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan (Sihotang, 2010).
Pengukuran pH tanah juga perlu dilakuan dengan alat pH meter atau dengan kertas lakmus. Untuk menaikkan pH tanah lakukan pengapuran lahan menggunakan dolomint atau kapur gamping dengan dosis 2 – 4 ton/Ha atau 200 – 400 gram/meter persegi tergantung pH tanah yang akan dinaikkan. Pengapuran diberikan pada saat pembajakan atau pada saat pembuatan bedengan bersamaan dengan sebar kompos atau pupuk kandang. Pupuk kandang yang diperlukan adalah 10 sampai 20 ton/ha atau ½ sampai 1 zak untuk 10 meter panjang bedengan. Pupuk dasar yang diberikan adalah pupuk NPK grand S-15, 2 kg untuk 10 meter panjang bedengan atau 2 ton / hektar  (Sihotang, 2010).
Tahap berikutnya adalah pemasangan mulsa plastik hitam perak yang berguna untuk menekan perkembangbiakan hama dan penyakit, pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan, mencegah erosi tanah, mempertahankan struktur, suhu dan kelembaban tanah serta dapat mencegah terjadinya pencucian pupuk. Pemasangan mulsa dilakukan dengan cara membentang dan menarik antara dua sisi dengan permukaan perak di bagaian atas.
Setiap ujung dan sisi mulsa dikancing dengan pasak. Agar pemasangan mulsa lebih optimal dan dapat menutup permukaan bedengan dengan baik sebaiknya dilakukan pada siang hari atau saat cuaca panas (Sihotang, 2010).
c.       Teknik Bertanaman Cabe
Selanjutnya dikatakan jarak tanam yang digunakan adalah 50 – 60 cm jarak antar lubang dan 60 – 70 cm untuk jarak antar barisan dengan pola penanaman model segitiga atau zig-zag.  Pembuatan lubang tanam sedalam 8 sampai 10 cm dilakukan bersamaan dengan pembuatan lubang pada mulsa yang berpedoman pada pola yang dipakai dan sesuai jarak tanam yang dianjurkan . Pembuatan lubang pada mulsa dapat juga menggunakan sistem pemanasan dengan menggunakan kaleng dengan diameter kurang lebih 8 – 10 cm. Lubang tanam dibuat dengan cara menugal tanah sedalam 8 – 10 cm. 
Bibit cabe dipersemaian yang telah berumur 15 – 17 hari atau telah memiliki 3 atau 4 daun, siap dipindah tanam pada lahan. Semprot bibit dengan fungisida dan insektisida 1 – 3 hari sebelum dipindahtanamkan untuk mencegah serangan penyakit jamur dan hama sesaat setelah pindah tanam. Seleksi dan pengelompokan bibit berdasarkan ukuran besar kecil dan kesehatanya. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari atau pada saat cuaca tidak terlalu panas, dengan cara merobek kantong semai dan diusahakan media tidak pecah dan langsung.
dimasukkan pada lubang tanam, kemudian lakukan pemasangan lanjaran atau ajir, dipasang di samping lubang tanam  (Sihotang, 2010).
d.      Pemeliharaan Tanaman Cabe
Setelah tanaman berumur 7 – 14 hari setelah tanam , tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan normal atau mati perlu dilakukan penyulaman dengan bibit yang masih ada di persemaian. Jika pada lubang tanam tumbuh gulma, maka perlu dilakukan penyiangan dengan cara mencabut . Pengendalian gulma perlu dilakukan pada gulma yang tumbuh di parit dengan menggunakan cangkul atau dengan herbisida Rambo 480AS. Pada saat aplikasi nozelnya perlu diberi sungkup agar semprotan herbisida tidak mengenai tanaman cabe  (Sihotang, 2010).
Pewiwilan perlu dilakukan pada tunas yang tumbuh pada ketiak yang berada dibawah cabang utama dan bunga pertama yang muncul pada cabang utama. Pewiwilan ini dilakukan agar pertumbuhan vegetatif tanaman dapat optimal  (Sihotang, 2010).
Pengikatan dilakukan saat tanaman umur 10 – 15 hst dengan mengikatkan batang yang berada dibawah cabang utama dengan tali plastic pada lanjaran atau ajir. Pada saat tanaman berumur 30 – 40 hst, ikat tanaman diatas cabang utama dan ikat juga pada saat pembesaran buah yaitu pada umur 50 -60 hari setelah tanam  (HST) (Sihotang, 2010).

e.       Pengairan

Pengairan dilakukan setiap 7 – 10 hari atau tergantung kondisi lahan dengan cara menggenangi. Pada waktu pelepasan air dari petak penanaman harus dilakukan dengan pelan agar tidak terjadi pencucian pupuk dari bedeng tanaman (Sihotang, 2010).
2.4        Panen dan Pasca Panen
a.      Panen
Pada saat tanaman berumur 75–85 HST yang ditandai dengan buahnya yang padat dan warna merah menyala, buah cabe siap dilakukan pemanenan pertama.  Umur panen cabe tergantung varietas yang digunakan, lokasi penanaman dan kombinasi pemupukan yang digunakan serta kesehatan tanaman. Tanaman cabe dapat dipanen setiap 2–5 hari sekali tergantung dari luas penanaman dan kondisi pasar (Sihotang, 2010).
Pemanenan dilakukan dengan cara memetik buah beserta tangkainya yang bertujuan agar cabe dapat disimpan lebih lama. Buah cabe yang rusak akibat hama atau penyakit harus tetap di panen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman cabe sehat.  Pisahkan buah cabe yang rusak dari buah cabe yang sehat.
Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari karena bobot buah dalam keadaan optimal akibat penimbunan zat pada malam hari dan belum terjadi penguapan (Sihotang, 2010).
b.      Pasca Panen Tanaman Cabe
Hasil panen yang telah dipisahkan antara cabe yang sehat dan yang rusak, selanjutnya dikumpulkan di tempat yang sejuk atau teduh sehingga cabe tetap segar.  Untuk mendapatkan harga yang lebih baik, hasil panen dikelompokkan berdasarkan standar kualitas permintaan pasar seperti untuk supermarket, pasar lokal maupun pasar eksport (Sihotang, 2010).
Setelah buah cabe dikelompokkan berdasarkan kelasnya, maka pengemasan perlu dilakukan untuk melindungi buah cabe dari kerusakan selama dalam pengangkutan. Kemasan dapat dibuat dari berbagai bahan dengan memberikan ventilasi. Cabe siap didistribusikan ke konsumen yang membutuhkan cabe segar. Dengan penerapan teknologi budidaya, penangganan pasca panen yang benar dan tepat serta penggunaan benih hibrida yang tahan hama penyakit dapat meningkatkan produksi cabe yang saat ini banyak dibutuhkan (Sihotang, 2010).



BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Waktu dan Tempat
Bisnis usaha agribisnis tanaman cabe ini dimulai dengan penyemaian pada awal bulan April 2016. Usaha cabe rawit ini bertempat di sebuah lahan yang tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya, sehingga digunakan untuk usaha budidaya cabe rawit. Lahan ini bertempat di Jalan Yos Sudarso dan lebih tepatnya di belakang Mr.BOOM.
3.2. Rencana dan Biaya Usaha
Rencana dan biaya usaha akan lebih spesifik memaparkan materi hasil kalkulasi untuk memulai agribisnis cabe, dimulai dari proses awal, perawatan, pemanenan, hingga proses akhir, yakni pemasaran. Dalam rencana ini, akan membahas model angka perhitungan dari seluruh rangkaian kegiatan agribisnis cabe pada 7 bedeng atau 168 batang cabe. Rencana pemanenan dilakukan selama 3 bulan atau sebanyak 12 kali panen.
3.3. Analisis Usahatani
3.3.1. Biaya Tetap
Untuk mengetahui nilai penyusutan peralatan usaha digunkan metode garis lurus yaitu :
D = P – S
N
Keterangan:
D       = Biaya penyusutan alat (Rp/Tahun)
P       = Harga beli alat (Rp/Unit)
S       = Nilai sisa (Rp/Unit)
N       = Umur ekonomis (Tahun)
Perencanaan bisnis untuk biaya tetap dalam usaha cabe rawit diantaranya yaitu :
No
Alat
Jlh
Harga
Nilai sisa
umur ekonomis
penyusutan/
thn
penyusutan/
produksi
1
cangkul
2
         150,000
           5,000
                              2
                        72,500
                              36,250
2
pranat
2
           32,000
           2,000
                              1
                        30,000
                              15,000
3
parang
1
           50,000
           2,000
                              2
                        24,000
                              12,000
4
batu asah
1
           30,000
                  -  
                              2
                        15,000
                                7,500
5
gembor
2
           85,000
               500
                              1
                        84,500
                              42,250
6
mulsa
1
         250,000
                  -  
                              1
                      250,000
                            125,000
8
seprayer
1
           35,000
                  -  
                              1
                        35,000
                              17,500
Jumlah
10
632000
9500
10
                      511,000
                            255,500
Rata-rata
1.4
90285.7
1357.1
1.4
                        73,000
                              36,500
Dari tabel diatas dapat diperoleh untuk modal biaya tetap dalam satu kali proses produksi yaitu dengan total Rp255,500.
3.3.2. Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap adalah biaya yang tidak habis dalam satu kali proses produksi. Adapun biaya tidak tetap untuk usaha cabe rawit ini meliputi sebagai berikut:
3.3.2.1. Biaya Tenaga Kerja
Untuk tenaga kerja yang digunakan pada bisnis cabe rawit ini dibayar dengan upah Rp50,000 perHKP. Pada tabel biaya tenaga kerja ini diperkirakan untuk dari masa persemaian bibit cabai sampai pada masa panen cabe selesai yaitu kurang lebih selama 6 bulan.
No
Jenis Kegiatan
HKP
Nilai
1
Pembibitan
                           42
           2,100,000
2
persiapan lahan
                           45
           2,250,000
3
Perawatan
                           45
           2,250,000
4
Pemupukan
                           24
           1,200,000
5
Panen
                           48
           2,400,000
Jumlah
                        204
         10,200,000
Rata-rata
                           41
           2,040,000
Untuk total biaya tenaga kerja usaha cabe rawit ini di perkirakan sampai Rp10,200,000, dimulai dari kegiatan pembibitan, persiapan lahan, perawatan, pemupukan, hingga pada masa panen.
3.3.2.2. Biaya Pupuk
Untuk penggunaan pupuk pada usaha cabe rawit dari awal sampai akhir yaitu :
No
Jenis Pupuk
Pemakaian
Nilai
1
Pupuk Npk
                           24
312,000
                      2
Pupuk Urea
                           12
                 84,000
                      3
Pupuk Kompos
                        240
               840,000
                      4
Pupuk Kandang
                        240
               360,000
 Jumlah
                        516
           1,596,000
Rata-rata
                        129
               399,000
Pada penggunakan pupuk pada usaha cabe ini yaitu Rp1,236,000. Dengan pemakaian pupuk yaitu Pupuk Npk, Pupuk Urea, Pupuk Kompos, dan Pupuk Kandang.
3.2.2.3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Penggunaan pengendalian hama dan penyakit pada usaha budidaya cabe rawit ini digunakan sampai 2 botol dengan harga perbotolnya yaitu Rp30,000. Jadi total biaya untuk pengendalian hama dan penyakit ini yaitu Rp60,000.
3.4. Pendapatan
Untuk produksi cabe rawit ini, di harapkan pasda saat panen harganya tinggi dan pada produksi ini sudah ada pasarnya yaitu pada warung seafood Mr.BOOM. Harga untuk cabe rawit perkilonya yaitu Rp 25,000. Pada perencanaan ini yang akan dihitung yaitu pendapatan kotor, pendapatan bersih, BCR, dan Bep nya.
Berikut kalkulasinya :
No
Jenis Biaya Yang digunakan
Rata-rata Biaya
 1
Produksi
1008
 2
Pupuk


Pupuk Kandang
Rp 360,000

Urea
Rp 84,000

NPK
Rp 312,000

Kompos
Rp 840,000

Jumlah Biaya Pupuk
Rp 1,236,000
 3
Pestisida
Rp 60,000
 4
Bibit
Rp 32,000
5
Tanah
Rp 1,800,000
6
Karung
Rp 240,000
 7
Tenaga Kerja
Rp 10,200,000
 8
Penyusutan
Rp 255,500
 7
Jumlah Biaya Produksi
Rp 14,183,500
 8
Pendapatan Kotor
Rp 25,200,000
 9
Pendapatan Bersih
Rp  11,016,500
 10
BCR
1,8
11
Bep Rupiah
Rp 571,203
12
Bep Unit
23
Dari rencana anggaran modal hingga analisis biaya dapat diperkirakan pendapatan kotor yang akan diterima yaitu sebesar Rp 25,200,000. Sedangkan untuk pendapatan bersih yang akan diterima yaitu sebesarRp 11,016,500 dengan Total biaya Rp 14,183,500. Usaha cabe rawit yang akan direncanakan ini dikatakan layak sebab BCR (Benefit Cost Ratio ) lebih dari 1 yaitu sebesar 1,8. Usaha cabe rawit ini tidak dalam keadaan untung dan rugi atau berada dalam titik impas (Bep) yaitu berada pada penjualan 23 kg cabe rawit dan dalam Rp 571,203 dari bep dalam rupiah penjualan.




No
Jenis Biaya Yang digunakan
Rata-rata Biaya
 1
Produksi
806
 2
Pupuk


Pupuk Kandang
Rp 360,000

Urea
Rp 84,000

NPK
Rp 312,000

Kompos
Rp 840,000

Jumlah Biaya Pupuk
Rp 1,236,000
 3
Pestisida
Rp 60,000
 4
Bibit
Rp 32,000
5
Tanah
Rp 1,800,000
6
Karung
Rp 240,000
 7
Tenaga Kerja
Rp 10,200,000
 8
Penyusutan
Rp 255,500
 7
Jumlah Biaya Produksi
Rp 14,183,500
 8
Pendapatan Kotor
Rp 24,192,000
 9
Pendapatan Bersih
Rp  10,008,500
 10
BCR
1,7
11
Bep Rupiah
Rp 826,521
12
Bep Unit
33
3.5. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui perubahan- perubahan yang terjadi didalam suatu usaha yang telah direncanakan. Dalam rencana usaha budidaya cabe rawit ini terjadi perubahan pada produksi cabe rawit dikarenakan serangan hama sebesar 20%. Selain perubahan produksi juga terjadi perubahan harga ditingkat pasar. Karena bisnis cabe rawit ini direncanakan dimulai awal bulan April dan diperkirakan panen pada bulan juli waktu berdekatan dengan bulan ramadhan. Maka besar kemungkinan harga cabe rawit ini juga naik sekitar 20%, harga cabe rawit perkilonya menjadi Rp 30,000. Berikut analisisnya :
Dengan perubahan harga dan  perubahan jumlah produksi cabe rawit ini, cabe rawit ini masih layak sebab BCR sebesar 1,7 atau  lebih dari 1. Sementara untuk Bep atau titik impas berada pada penjualan 33 kg atau senilai Rp 826,52. Sementara untuk pendapatan kotor yang diperoleh yaitu Rp 24,192,000 sedangkan untuk pendapatan bersih sebesar Rp 826,521.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.  Kesimpulan
Dari perencanaan bisnis yang sudah dianalisis dapat disimpulkan bahwa bisnis cabe rawit ini yaitu :
1.      Untuk anggaran atau modal yang dikeluarkan untuk bisnis cabe rawit ini yaitu Rp 14,183,500.
2.      Keuntungan yang diperoleh dari bisnis cabe rawit ini yaitu sebesar Rp 11,016,500.
3.      Usaha cabe rawit ini dikatakan layak sebab BCR lebih besar dari 1 yaitu 1,8.
4.      Titik impas atau break event point( bep) berada pada penjualan sebanyak 23 kg cabe rawit atau sebesar Rp 571,203.
4.2.       Saran
Dari perencanaan bisnis cabe rawit ini diharapkan pada saat bisnis dimulai diharapkan sesuai dengan apa yang direncanakan, sehingga modal dapat berjalan sesuia dengan yang telah direncanakan serta keuntungan dapat sesuai juga dan semoga lebih dari apa yang  telah dianalisis.
Dengan laporan perencanaan bisnis cabe rawit ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pengusaha yang ingin berusaha vabe rawit ini.



DAFTAR PUSTAKA

http://agricabe.blogspot.com/2009/02/proposal-usaha-tani.html
(Tanggal akses pada 05 September 2013 pukul 19.35 WIB)
http://trikbudidaya.blogspot.com/2013/04/analisa-usaha-budidaya-cabe.html
(Tanggal akses pada 05 September 2013 pukul 19.35 WIB)
http://indoagribisnis.wordpress.com/analisis-uasahatani-cabe.html
(Tanggal akses pada 05 September 2013 pukul 19.35 WIB)
http://infonekta.blogspot.com/cara-menanam-cabe-rawit.html
(Tanggal akses pada 06 September 2013 pukul 15.30 WIB)
http://www.ayoberkebun.com/Cara-menanam-cabe-dari-biji.html
(Tanggal akses pada 06 September 2013 pukul 15.30 WIB)

- See more at: http://harahap-reza.blogspot.co.id/2013/10/business-planning-komoditi-cabe-praktikum-agribisis-II.html#sthash.iIugYFmG.dpuf