Unggas air dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu bebek asli, angsa dan bebek Muscovy. Diantara ketiga bebek ini, bebek Muscovy merupakan bebek yang paling lemah terhadap air sehingga tidak cocok untuk pertanian terbadu dengan padi. Begitu juga angsa juga tidak cocok untuk pertanian terpadu dengan padi karena angsa suka memakan daun padi. Bebek biasa dengan ukuran yang kecil paling baik untuk dipelihara sawah padi. Teknik umum pertanian padi dan bebek yang dia laksanakan adalah sebagai berikut:
a. Sawah padi ditutup dengan pagar bambu,
jaring, aliran listrik, dan bahan-bahan lainnya. Penutupan sawah ini
bertujuan untuk menjaga bebek dari terkaman predator (pemangsa bebek)
dan mencegah bebek lepas keluar sawah.
b. Satu sampai dua minggu setelah
penanaman bibit padi, anak bebek yang berumur 1-2 minggu dilepas di
sawah dengan jumlah yang proporsional yaitu 20-30 ekor per 10 are.
c. Anak bebek dipelihara dengan cara
melepaskannya di sawah baik siang maupun malam sampai dengan saatnya
bulir padi terbentuk (di Jepang sekitar 2-3 bulan). Seperti dilakukan di
pedesaan di Negara Asia pada umumnya bebek hanya dilepas di sawah pada
siang hari saja kemudian digiring masuk kandang pada sore hari dengan
alasan untuk mencegah bebek tersebut dicuri orang.
Untuk percobaan, dilepaskan anak Aigamo
di sawah padi setelah penanaman bibit padi. Anak bebek akan berenang
keseluruh penjuru sawah padi, dengan rakus memakan rumput liar (gulma),
serangga, katak, berudu dan lumpur di sawah padi. Anak bebek ini akan
tumbuh dengan cepat. Tanaman padinya akan terbajak dengan baik, keluar
cabang dengan baik, dan tumbuh dengan pesat.
1. Pertanian terpadu padi dan bebek tidak hanya teknik penyiangan

Bebek mempunyai 6 manfaat untuk budidaya
padi: 1. Manfaat untuk penyiangan, 2. Manfaat pengendalian hama
penyakit, 3. Manfaat pemupukan, 4. Manfaat pembajakan dan penggemburan
tanah sepanjang waktu, 5. Manfaat mengendalikan keong emas, 6. Manfaat
stimulasi pertumbuhan padi.
Di sisi lain sawah padi mempunyai manfaat
untuk pemeliharaan bebek seperti berikut: 1. Penggunaan sumber alami
sebagai makanan seperti gulma, serangga, air tanaman, 2. Penggunaan
ruang yang tersisa di sawah padi sebagai habitat bebek, 3. Penggunaan
air yang berlimpah, 4. Sebagai tempat bebek bersembunyi dibawah daun
padi.
Pada tahun belakangan ini, sistem ini menjadi bertambah variasi dan kreasinya dengan adanya penambahan ikan, azolla, dan peningkatan-nitrogen.
Pada tahun belakangan ini, sistem ini menjadi bertambah variasi dan kreasinya dengan adanya penambahan ikan, azolla, dan peningkatan-nitrogen.
2. Gulma dan serangga ada untuk tanaman padi

Memang benar di sawah padi terdapatnya
gulma dan hama penyakit. Akan tetapi, dalam pertanian modern, pendapat
manusia tentang bercocok tanam padi telah didengungkan secara berlebihan
bahwa gulma dan hama penyakit dijastifikasi hanya sebagai makhluk hidup
yang selalu berbahaya dan mengganggu yang harus diberantas.
Banyak orang telah mengendalikan dan
memberantasnya dengan herbisida dan pestisida. Akan tetapi situasi akan
berubah sama sekali apabila bebek dilepas di sawah padi. Opini yang
telah dibangun tersebut di atas segera terbukti sebaliknya. Menarik
sekali serangga dan gulma yang kita anggap sebagai “makhluk jelek”
menjadi makanan yang sangat berguna untuk bebek, dan dapat dirubah
menjadi daging, sedangkan kotoran bebek menjadi pupuk tanaman padi, dan
dirubah menjadi beras. Akhirnya terhidanglah makanan berupa daging dan
nasi yang menjadi santapan lezat kita.
Furuno san berkata bahwa cerita ini
adalah lelucon, tetapi beberapa tahun kemudian, apa yang dikatakan
menjadi kenyataan. Teknik ini terdapat sedikit kontradiksi. Empat atau
lima minggu setelah melepas bebek ke sawah padi, jumlah gulma dan
serangga menurun secara tajam sebagai hasil dari “efek bebek”. Ini
adalah dampak alami yang ditimbulkannya dan yang kita inginkan. Akan
tetapi keadaan ini juga bisa menimbulkan penurunan persediaan alami
makanan bebek di sawah padi.
Maka dari itu kemudian muncul ide baru,
Furuno san mulai menumbuhkan gulma yang disebut azolla sebagai “tanaman
pakan” di sawah padi untuk makanan bebek. Dengan kata lain, Furuno san
aktif menumbuhkan gulma di sawah padi. Kita dapat menyebutnya sebagai
suatu pembalikan pemikiran yang terbalik.

3. Perbandingan dengan pertanian padi modern

4. Bebek sebagai binatang pekerja yang bahagia


Kuda dan sapi dipekerjakan di lapangan
mengeluarkan energi banyak, sedangkan bebek melaksanakan kerjanya sambil
makan, bermain, buang kotoran dan tidur, kegiatan yang menyenangkan.
Sebagai hasil bebek dan padi tumbuh secara alami. Sebenarnya bebek
tersebut tidak bekerja dengan perintah tertentu, tetapi bebek dapat
bergerak bebas dan senang. Kita dapat mengatakan disini bahwa bebek
merupakan “binatang pekerja yang bahagia”
Bebek dapat bermain dan bergerak lebih
bebas di sawah padi, dibanding broiler yang berada dalam kandang ayam
yang padat dan sedikit angin. Furuno san suka pada pertanian terpadu
padi dan bebek sebagai “peternakan bebas”.
Bebek tidak hanya bekerja, tetapi juga
memupuk padi dan melakukan banyak peran. Pertanian terpadu padi dan
bebek dapat kita dinikmati. Metoda peternakan ini dengan jelas dapat
memanfaatkan potensi secara penuh peternakan di Asia.
5. Potensi ketahanan siklus ekosistem
5.1. Petanian padi modern menciptakan sistem yang melemah
Pada setiap pertengahan bulan Juni kita dapat menikmati keindahan pemandangan sawah padi di seluruh Jepang. Dalam rangka mengurangi timbulnya gulma, hama, dan penyakit, pada pertanian organik tradisional, dalam penanaman sayur-sayuran, biasa dilakukan pergantian komoditi tanaman, pergantian lahan, dan tumpangsari tanaman dengan menggunakan berbagai varietas sayur-sayuran. Akan tetapi pada pertanian padi modern, hanya difokuskan pada produksi jangka pendek dengan menggunakan sedikit pekerja. Pada kasus pertanian padi organik, juga hanya satu jenis komoditi yang ditanam.
Pada setiap pertengahan bulan Juni kita dapat menikmati keindahan pemandangan sawah padi di seluruh Jepang. Dalam rangka mengurangi timbulnya gulma, hama, dan penyakit, pada pertanian organik tradisional, dalam penanaman sayur-sayuran, biasa dilakukan pergantian komoditi tanaman, pergantian lahan, dan tumpangsari tanaman dengan menggunakan berbagai varietas sayur-sayuran. Akan tetapi pada pertanian padi modern, hanya difokuskan pada produksi jangka pendek dengan menggunakan sedikit pekerja. Pada kasus pertanian padi organik, juga hanya satu jenis komoditi yang ditanam.
5.2. Diversifikasi yang kreatif
Dengan melepas bebek dalam satu tanaman monoculture padi saja, kita dapat meningkatkan keanekaragaman tumbuhan sambil mengendalikan pertumbuhan (seperti diversifikasi) gulma dan hama penyakit. Kalau kita dapat membuat ekosistem yang baru dan beranekaragam dimana padi, bebek dan tanaman air tumbuh bersama. Ini yang diinginkan dalam pertanian terpadu padi dan bebek. Sejak tahun 1993, Furuno san berusaha meneruskan peningkatan keaneragaman dengan memasukan azolla, paku air untuk peningkatan nitrogen ke dalam sawah padi dan bebek. Yang menarik dalam pertanian terpadu padi bebek adalah bagaimana meningkatan keaneragaman secara kreatif yang dapat meningkatkan produktivitas.
Dengan melepas bebek dalam satu tanaman monoculture padi saja, kita dapat meningkatkan keanekaragaman tumbuhan sambil mengendalikan pertumbuhan (seperti diversifikasi) gulma dan hama penyakit. Kalau kita dapat membuat ekosistem yang baru dan beranekaragam dimana padi, bebek dan tanaman air tumbuh bersama. Ini yang diinginkan dalam pertanian terpadu padi dan bebek. Sejak tahun 1993, Furuno san berusaha meneruskan peningkatan keaneragaman dengan memasukan azolla, paku air untuk peningkatan nitrogen ke dalam sawah padi dan bebek. Yang menarik dalam pertanian terpadu padi bebek adalah bagaimana meningkatan keaneragaman secara kreatif yang dapat meningkatkan produktivitas.
5.3. Pertanian padi sebagai siklus ekosistem yang kekal
Untuk
memperlihatkan dengan jelas ciri khas pertanian terpadu padi dan bebek,
Furuno san membuat perbandingan sekema siklus ekosistem “pertanian padi
modern”, “pertanian padi organik” dan “pertanian terbadu padi dan
bebek”. Pengembangan pertanian padi modern dengan ciri melakukan
penggantian tenaga kerja dengan sejumlah energi bahan bakar fosil yang
diimpor disertai input eksternal lainnya.

Pada pertanian padi organik, polusi yang
ditimbulkan relatif lebih sedikit, karena tidak menggunakan pupuk kimia
maupun bahan kimia lain yang diproduksi secara industri. Akan tetapi
Jepang sangat tergantung pada sumber bahan baku asal luar negeri sebagai
material untuk pembuatan pupuk kompos dan organik. Dapat dikatakan
bahwa padi organik yang tumbuh di Jepang bertumpu pada kesuburan tanah
luar negeri. Akan tetapi pada kasus pertanian terpadu padi dan bebek,
hanya diperlukan sedikit input eksternal. Gulma dan serangga dimakan
oleh bebek, sedangkan bebek memberikan dampak peningkatan pertumbuhan
tanaman padi. Pertanian terpadu padi dan bebek lebih kekal dan mempunyai
siklus lebih baik dari pada metoda lain.
Pertanian terpadu padi, bebek dan azolla merupakan jalan kreatif untuk menciptakan siklus ekosistem produktif yang kekal.
Sumber: Farming Japan Vol.43-3, 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar