Selasa, 27 Desember 2016

Analisis Usahatani Pepaya ( Carica Papaya ) di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru



BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Indonesia dalam perekonomian dunia saat ini masuk dalam kategori negara yang sedang berkembang. Kondisi ini dipicu oleh banyak faktor antara lain kemiskinan, pendidikan rendah dan lain sebagainya. Banyak pertanyaan yang muncul mengapa Indonesia tidak dapat menjadi salah satu negara maju. Jika kita melihat sumberdaya yang dimiliki Indonesia baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia, seharusnya Indonesia memiliki potensi yang besar. Selain itu juga mempunyai kekayaan alamnya  sangat melimpah dan lahannya yang sangat subur. Ini lah salah satu faktor kemiskinan yang terjadi di Indonesia bahwa masyarakat belum bisa mengelola usahatani dengan baik dan belum bisa memperoleh hasil yang maksimal.
Lebih dari 65 persen jumlah penduduk negara-negara berkembang tinggal secara permanen, bahkan turun-temurun di perdesaan, sedangkan penduduk negara-negara maju yang tinggal di desa kurang dari 27 persen. Demikian pula halnya dengan angkatan kerja, sekitar 58 persen angkatan kerja di negara-negara berkembang mencari nafkah di sektor pertanian, sedangkan negara maju hanya 5 persen. Dalam konteks ini Indonesia belum bisa meninggkatkan taraf hidup rakyat, sedangkan negara-negara lain yang dikategorikan sebagai negara maju telah menyempurnakan kehidupan masyarakatnya.
Berlangsungnya proses industrialisasi telah mengubah kegiatan ekonomi berbasis sumber daya hayati dari sekedar bentuk pertanian primer menjadi suatu sektor pertanian modern dan besar yang dinamakan sektor agribisnis. Kata lain sektor agribisnis sebagai  bentuk modern dari pertanian primer yang mencakup empat subsistem yaitu subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness), yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan dan memperdagangkan sarana produksi pertanian primer seperti bibit, pupuk dan lain sebagainya, subsistem usahatani (on-farm agribusisness), subsistem agribisnis hilir (downstream agribusiness) yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan dan subsistem jasa layanan pendukung seperti lembaga keuangan, transportasi, penyuluhan dan lain-lain.
Masalah-masalah yang dihadapi dalam usahatani sebagai berikut,
1.       Kurangnya informasi harga
2.       Aspek teknologi
3.       Perubahan harga
4.       Meningkatnya jumlah produsen
5.       Menurunnya lahan pertanian
6.       Menurunnya harga
7.       Perubahan iklim
8.       Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global
9.       Ketebatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani dll.
Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai merupakan daerah yang banyak membudidayakan tanaman pertanian, termasuk Pepaya (Carica Papaya). Para petani menanam berbagai jenis Pepaya seperti, Pepaya California, Pepaya Palas, dan Pepaya Madu. Pepaya yang dihasilkan di Kelurahan Palas ini dapat kita lihat dan kita rasakan di pasar-pasar yang ada di Pekanbaru, mulai dari pasar tradisional maupun pasar modern, serta banyak juga para pedagang eceran yang mengambil untuk dijual ke konsumen langsung.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Analisis Usahatani Pepaya ( Carica Papaya ) di Kelurahan  Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru”.
1.2.  Permasalahan
Usahatani pepaya yang dilakukan petani di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru merupakan suatu untuk menambah pendapatan keluarga. Dalam menjalankan usahatani pepaya ini banyak petani yang menggunakan tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga. Secara ekonomi petani tidak pernah menghitung apakah suatu usaha yang mereka lakukan itu benar-benar menguntungkan atau tidak dalam perolehan pendapatan hasil mereka.
 Permasalahan dalam Praktikum Manajemen Usahatani antara lain :
1.      Bagaimana Produksi dan Pendapatan petani pepaya di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.
2.      Mengetahui kelayakan usahatani pepaya di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.
1.3.  Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1.      Menganalisis biaya produksi dan pendapatan bersih usahatani pepaya di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.
2.      Mengetahui kelayakan usahatani pepaya di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Manajemen Usahatani
Sektor usahatani merupakan bidang usaha yang sejak lama mempunyai peranan yang cukup besar bagi perekonomian negara. Berbagai komoditas seperti sawit, teh, kopi, dan lain-lain. Sayang komuditas lain seperti hortikultura belum mampu dikembangkan secara baik. Selain itu juga masalah teknis karena terbatasnya sumber daya. Kelangkaan sumber pembiayaan bagi sektor usahatani seperti ini diakui oleh derektorat pembiayaan, Ditjen Bina Sarana pertanian. Bagi pengusaha di sektor usahatani yang ingin meluaskan usahanya, peluang untuk mendapatkan biaya masih terbuka lebar. Tidak hanya terbatas pada lembaga keuangan dan perbankan saja, tetapi banyak pengusaha usahatani yang berhasil mengembangkan usahanya melalui perorangan atau para calon pembeli produknya. Bahkan adapula yang berhasil menghimpun dana masyarakat yang cukup besar (Downey,1992).
Sebelum melakukan kegiatan usahatani perlu dilakukan analisis modal atau pembagian, yaitu beberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan tanah (biaya membeli atau sewa lahan), membiayai produksi (seperti bibit, tenaga kerja, pupuk, dan pasca panen). Analisis ini dapat diketahui besarnya modal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan bisnis dan besarnya kekurangan modal yang tidak bisa dipenuhi dari kas pribadi atau perusahaan. Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input (Soekartawi, 2006).
Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Petani berusaha keras dalam mengerjakan lahan olahanya dididampingi pemerintah sebagai tempat menggantungkan modal usaha (Suratiyah, 2006).
Biaya usaha tani dibedakan menjadi Biaya tetap (fixed cost) biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Beberapa biaya tetap adalah sewa tanah, pajak, alat pertanian, dan iuran irigasi Biaya tidak tetap (variable cost), biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, seperti biaya saprodi (tenaga kerja, pupuk, pestisida, dan bibit). Biaya ini dapat berubah sewaktu-waktu menurut penggunaan dan komoditas yang ditanam (Sukirno, 2003).
Menurut Rahmi (2011) biaya eksplisit (explicit cost) adalah pengeluaran-pengeluaran yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan seperti upah tenaga kerja luar keluarga (TKLK), pengadaan semua benih/bibit, pupuk, obat-obatan, dan lain-lain. Hasil akhir dari suatu produksi dalam pertanian atau lainnya dapat bervariasi disebabkan oleh perbedaan kualitas yang dihasilkan, bila kualitas produk itu baik berarti usahatani tersebut dilaksanakan dengan baik dan sebaliknya bila usahatani yang dilakukan tidak baik maka kualitas produk yang dihasilkan juga tidak baik. Semua pengolahan tergantung kepada setiap petani yang mengolah hasil pertanian tersebut (Dwi, 2011).
2.2. Pepaya (Carica papaya)
Pepaya (Carica papaya) merupakan buah-buahan tropis. Tanaman ini dipercaya berasal dari daerah tropis di benua Amerika. Dari tempat ini menyebar ke berbagai belahan bumi.
Budidaya pepaya bisa dilakukan di dataran rendah hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Namun ketinggian lahan optimalnya berkisar 50-700 meter dpl. Tanaman ini menghendaki curah hujan sekitar 1000-2000 mm per tahun yang merata sepanjang tahun. Di daerah bermusim kering pohon pepaya masih bisa berbuah dengan bantuan penyiraman teratur.
Drainase tanah yang baik sangat dibutuhkan dalam usaha budidaya pepaya. Genangan air akan menyebabkan busuk akar pada tanaman pepaya. Tanaman ini menghendaki tanah gembur dengan porositas yang baik dan pH tanah sekitar 6-7.
A.    Sifat tanaman pepaya
Pepaya merupakan tanaman perdu yang bisa tumbuh hingga 3 meter. Batang pepaya berongga, jaringannya lunak dan berair. Tanaman ini mempunyai akar tunggang dan akar samping yang lunak. Pertumbuhan akar dangkal dan agak lemah.
Bunga pepaya tumbuh pada ketiak daun, baik berupa bunga tunggal maupun rangkaian. Terdapat tiga jenis bunga pepaya, yakni bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna (mempunyai putik dan benang sari atau hemafrodit).
Berdasarkan sifat bunga, dikenal pohon pepaya jantan, pohon betina dan pohon sempurna. Pohon pepaya jantan tidak akan menghasilkan buah, sedangkan pohon pepaya betina akan menghasilkan buah yang membulat, daging buahnya tipis. Buah pepaya yang dikehendaki dengan bentuk memanjang dihasilkan dari pohon pepaya sempurna.
B.     Pemilihan benih pepaya
Benih untuk budidaya pepaya didapatkan dari biji terseleksi. Untuk mendapatkan sebanyak mungkin pohon pepaya sempurna diperlukan ketelitian dan keterampilan dalam memilih calon benih.
Benih yang baik didapatkan dari buah pepaya yang dihasilkan pohon sempurna. Bentuk buah memanjang, tidak cacat dan bebas dari penyakit. Buah tersebut sebisa mungkin dibiarkan matang di pohon.
Biji pepaya terdapat dalam rongga buah, ada yang berwarna hitam kelam ada yang pucat putih. Biji berwarna putih merupakan biji yang mati tidak akan tumbuh. Biji yang hitam dapat tumbuh menjadi pohon, namun hanya sekitar 25-50% yang menjadi pohon sempurna tergantung sifat genetisnya. Sisanya menjadi pohon betina dan pohon jantan.
Biji yang tumbuh di ujung buah memiliki kemungkinan untuk tumbuh menjadi pohon pepaya sempurna dibanding bagian pangkal. Untuk menyeleksi benih sebaiknya ambil biji pada bagian ujung hingga tengah buah. Jangan mengambil biji dari pangkal buah.
C.    Penyemaian benih pepaya
Sebelum disemaikan, benih yang masih kering perlu dikecambahkan terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk mempersingkat waktu budidaya pepaya. Pertama-tama rendam benih dalam air hangat kuku selama satu malam. Kemudian pilih biji tenggelam atau tidak mengapung dalam air.
Siapkan kertas tisu sebagai pembungkus, basahi tisu tersebut dengan air. Tebarkan biji yang telah direndam di atas tisu kemudian tutup atasnya dengan tisu dan siram atau basahi. Masukkan bungkusan benih tersebut dalam besek (kotak anyaman bambu) atau wadah lain yang serupa. Tempat atau wadah harus yang bisa tembus air atau mengalirkan air.
Letakkan wadah tersebut di sinar matahari, jangan terlalu terik, perkecambahan benih membutuhkan suhu kira-kira 30 derajat celcius. Benih akan berkecambah setelah 7-10 hari, atau bisa lebih.
Setelah benih berkecambah menjadi bibit, pindahkan kecambah-kecambah tersebut dalam polybag semai, satu bibit satu polybag. Pilih polybag kecil dengan ukuran 9×10 cm. Sebelumnya, isi polybag tersebut dengan media persemaian terdiri dari tanah, kompos, arang sekam yang telah diayak dengan perbandingan.
Setelah bibit dipindahkan basahi media untuk menjaga kelembaban. Kemudian letakkan polybag-polybag tersebut dalam bilik persemaian yang ternaungi. Naungan bisa dibuat dari plastik bening atau paranet. Fungsinya untuk melindungi bibit dari kucuran hujan langsung, sengatan matahari dan terpaan angin.
Bibit siap dipindahkan ke lahan tebuka setelah berumur 2-2,5 bulan sejak disemaikan. Kebutuhan benih pepaya untuk satu hektar sekitar 60 gram.
D.    Pengolahan tanah dan penanaman
Berikut ini adalah pengolahan lahan untuk budidaya pepaya di lahan tegalan atau hamparan non terasering. Pertama-tama, lahan dicangkul atau dibajak untuk menggemburkan tanah. Kemudian buat bedengan dengan lebar 2 meter, panjangnya menyesuaikan bentuk lahan dan tinggi 20-30 cm. Jarak antar bedengan selebar 50 cm. Jarak tanam budidaya pepaya hendaknya disesuaikan dengan luas tanam. Berikut ketentuannya:
  • Budidaya pepaya <0,2 Ha jarak tanamnya 2×2 meter
  • Budidaya pepaya 1-5 Ha jarak tanamnya 2×2,5 meter
  • Budidaya pepaya >1 Ha jarak tanamnya 3×3 meter
Buatlah lubang tanam sesuai dengan jarak tanam, ukuran lubang tanam 50x50x40 cm. Sebaiknya pembuatan lubang tanam tidak di musim hujan. Ketika menggali lubang tanam, pisahkan tanah bagian atas dengan tanah bagian bawah. Biarkan lubang tersebut terbuka selama 1-2 minggu.
Kemudian campurkan pupuk dasar berupa kompos atau pupuk kandang yang telah matang dengan tanah bagian atas. Dosis pupuk sebanyak 20 kg per lubang tanam. Kemudian masukkan terlebih dahulu tanah bagian bawah kedalam lubang tanam, selanjutnya masukkan tanah bagian atas. Biarkan kembali lubang tanam yang telah tertutup selama 1-2 minggu.
Sebagai catatan, untuk tanah yang memiliki pH dibawah 5 netralkan dengan kapur atau dolomit. Dosis pemberian kapur sebanyak 1-2 ton per hektar atau 1 kg per lubang tanam. Pemberian dolomit setidaknya 2 minggu sebelum tanam.
Setelah lubang tanam siap, pindahkan bibit dari polybag semai ke lubang tanam. Umur bibit yang siap dipindahkan minimal 2-2,5 bulan setelah semai. Lakukan penyiraman pagi atau sore hari setidaknya hingga tanaman berumur 1,5 bulan sejak dipindahkan.
Terdapat dua kebiasaan petani dalam budidaya pepaya, yaitu menanam satu bibit dalam satu lubang tanam atau dua bibit dalam satu lubang semai. Tujuan penanaman dua bibit untuk menghindari tumbuhnya pepaya jantan dan pepaya betina serta memudahkan penyulaman.
Pada bulan ke-4, ketika pepaya berbunga pertama kali, dilakukan seleksi untuk mencabut pepaya yang tidak dikehendaki. Pada akhirnya hanya satu pepaya sempurna per lubang tanam yang dibiarkan tumbuh hingga berbuah.
E.     Perawatan budidaya pepaya
Penyulaman tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 1,5 bulan sejak tanam. Tanaman yang tumbuhnya jelek atau berpenyakit dicabut dan diganti bibit baru. Apabila menggunakan metode dua bibit dalam satu lubang tanam, tinggal mencabut tanaman yang terlihat tidak bagus.
Berikut ini tips-tips yang diberikan Prof. Sobir dari Pusat Kajian Buah Tropika, Institut Pertanian Bogor, untuk menyeleksi tanaman pepaya sempurna.
  • Amati saat pohon berbunga untuk pertama kalinya. Bunga tumbuh pada ketiak daun. Bila bunga yang tumbuh tunggal, berarti bunga betina atau bunga sempurna. Bunga ini keluar saat umur 4 bulan. Bila berkelompok atau dalam rangkaian berarti jantan, pohon harus dicabut dan disulam dengan bibit lain.
  • Petik bunga tersebut kemudian tekan ujungnya dengan ibu jari hingga terbuka, bila bunga yang keluar jantan pohon berarti ini adalah pohon sempurna yang akan dipertahankan. Bunga sempurna akan muncul 1-2 bulan kemudian.
  • Bila setelah ditekan keluar bunga betina, berarti pohon ini pohon betina. Berarti harus dicabut.
  • Kemudian sulam tanaman yang dicabut tersebut dengan bibit baru. Atau, bila kita menerapkan metode penanaman dua pohon dalam satu lubang tanam, pindahkan pohon sempurna dari lubang lain. Karena untuk satu lubang hanya bisa dibesarkan satu pohon sempurna saja.
Pemupukan susulan dimulai 2 minggu setelah bibit dipindahkan. Pemupukan diberikan dengan cara menggali parit melingkari tanaman pepaya. Kedalaman parit kurang lebih 5-10 cm, campuran pupuk diletakkan pada parit tersebut. Berikut ketentuan pemupukan budidaya pepaya:
  • Pemupukan pertama, umur 2 minggu, Urea 30 gr, SP-36 40 gr, ZA 40 gr dan KCl 20 gr per pohon
  • Pemupukan kedua, umur 1 bulan, Urea 40 gr, SP-36 70 gr, ZA 70 gr dan KCl 30 gr per pohon
  • Pemupukan ketiga, umur 4 bulan, Urea 45 gr, SP-36 80 gr, ZA 80 gr dan KCl 60 gr per pohon
  • Pemupukan keempat, umur 6 bulan, Urea 50 gr, SP-36 90 gr, ZA 90 gr dan KCl 70 gr per pohon
  • Pemupukan selanjutnya setiap satu bulan, Urea 60 gr, SP-36 100 gr, ZA 100 gr dan KCl 75 gr per pohon.
F.     Pemanenan
Budidaya pepaya biasanya dapat dipanen setelah berumur 9-14 bulan. Frekuensi panen bisa dilakukan setiap 10 hari sekali. Produktivitas budidaya pepaya berkisar 20-35 ton per hektar. Produktivitas ini tergantung dari kondisi iklim, varietas dan teknik budidaya.
Buah pepaya yang dipetik harus mendekati stadium matang pohon. Cirinya terdapat garis-garis menguning pada kulit buahnya. Bila hasil panen akan dipasarkan ke tempat yang jauh, bisa dipetik lebih dini.



BAB III
HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN
3.1. Identitas Petani
Tabel 1. Identitas Petani Pepaya di Kelurahan Palas
Nama Identitas
Keterangan
Jumlah Petani
Persentase
Umur
37 – 46
3
60%
47 – 55
2
40%
Pendidikan
Tidak sekolah – SD
1
20%
SMP – SMA
4
80%
Suku
Jawa
3
60%
Lain-lain
2
40%
Luas Lahan
1/2 ha – 1 ha
4
80%
11/2 ha – 2 ha
1
20%
Status Lahan
Magersari
4
100%
Sewa
0
0%

Berdasarkan data di lapangan, menunjukkan bahwa 100% petani melakukan usahataninya dengan memanfaatkan lahan tidur atau dikenal dengan sebutan magersari. Rata-rata petani ialah suku Jawa 60% dan 40% lagi diantaranya suku Minang dan Batak. Pendidikan petani sudah bagus, karena petani di Palas ini rata-rata sudah memiliki tamatan SMP sampai SMA sebanyak 80%. Rata-rata petani memiliki luas lahan 1/2 ha – 1 ha sebanyak 80%, dan 20% dari 11/2 ha – 2 ha.
Petani di Palas ini melakukan usahatani komoditi tanaman tipe pepaya (Carica Papaya) dengan pola usahatani lahan kering. Struktur usahatani rata-rata khusus tetapi ada satu petani yang struktur usahataninya campuran. Para petani di Palas ini, melakukan usahataninya untuk kebutuhan pasar, dan hasil penjualan akan digunakan untuk kebutuhan keluarga sehari-hari. Maka corak usahatani ini disebut dengan usahatani komersial. Bentuk usahatani pepaya ini milik perorangan.
3.2. Analisis Usahatani
3.2.1. Biaya Tetap
Semua biaya yang digunakan untuk usahatani pepaya yang tidak mengalami perubahan selama proses produksi ataupun penurunan volume produksi. Untuk lebih jelasnya penggunaan biaya tetap untuk usahatani pepaya di Kelurahan Palas dapat dilihat pada Tabel 2.
Untuk mengetahui nilai penyusutan peralatan usaha digunkan metode garis lurus yaitu :
D = P – S
N
Keterangan:
D       = Biaya penyusutan alat (Rp/Tahun)
P       = Harga beli alat (Rp/Unit)
S       = Nilai sisa (Rp/Unit)
N       = Umur ekonomis (Tahun)
Tabel 2. Distribusi Rata-rata Penggunaan alat, Harga, dan Biaya Penyusutan Oleh Petani di Kelurahan Palas.
No
Jenis alat
Harga
Biaya Penyusutan
Persentase
1
Cangkul
 Rp 55,600.00
 Rp 48,900.00
19.26106822
2
Parang
 Rp 48,200.00
 Rp 42,080.00
16.57475973
3
Gerobak
 Rp 368,000.00
 Rp 74,520.00
29.35244998
4
Sprayer
 Rp 251,000.00
 Rp 76,380.00
30.08507957
5
Mesin air
 Rp 100,000.00
 Rp  12,000.00
4.726642508
Jumlah
 Rp 822,800.00
 Rp 253,880.00
100
Semua alat-alat pertanian habis dalam waktu yang berbeda, tergantung pemakaian serta perawatan dari petani sendiri. Dan jika ada tersisa maka dapat dijual kembali untuk menghasilkan uang, namun dihargai sangat murah oleh pembeli. Untuk lebih jelas biaya masing-masing perpetani dapat dilihat dilampiran 1.

3.2.2. Biaya Tidak Tetap
Biaya tidak tetap adalah biaya yang tidak habis dalam satu kali proses produksi. Adapun biaya tidak tetap meliputi sebagai berikut:
3.2.2.1. Biaya Tenaga Kerja
Ketersediaan tenaga kerja yang cukup dalam kegiatan usahatani sangat diperluka sebab tanpa adanya tenaga kerja yang cukup maka dapat menghambat proses produksi.
Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, petani pepaya di Kelurahan Palas menggunakan tenaga kerja dari dalam keluarga dan sebagian dari luar keluarga. Adapun tingkat upah yang ada didaerah Palas yaitu sebesar Rp. 75.000,00. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.
Rumus mencari HKP :
HKP = Jlh jam/hari × jlh org × jlh hari kerja
8
Tabel 3. Distribusi Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Oleh Petani Pepaya di Kelurahan Palas
No
Jenis Kegiatan
Tenaga Kerja (HKP)

Total HKP
Persentase
TKDK
TKLK
1
Pengolahan Lahan
2.3
0
2.3
1.3986014
2
Penanaman
0.925
0.125
1.05
0.63849194
3
Pemupukan
6.05
3.25
9.3
5.65521435
4
Perawatan
31.2
22.2
53.4
32.471876
5
Panen
69.6
28.8
98.4
59.8358164
Jumlah
110.075
54.375
164.45
100
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa penggunaan tenaga kerja dalam keluarga lebih banyak dibanding penggunaan tenaga kerja dari luar keluarga. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam kegiatan usahatani serta memiliki peranan yang utama yaitu dalam meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 4.
3.2.2.2. Biaya Pupuk
Pupuk adalah sarana produksi yang sangat penting dalam melaksanakan usahatani. Petani pepaya di Kelurahan Palas menggunakan pupuk organik dan juga pupuk non organik. Untuk lebih jelas dapat dilihat di Tabel 4.
Tabel 4. Distribusi Rata-rata Jumlah Pemakaian Pupuk dan Biaya Pada Petani Pepaya di Kelurahan Palas Pertahun.
No
Jenis Pupuk
Pemakaian
Biaya
persentase
1
Pupuk Kandang
3513.6
 Rp  39,103,200.00
86.7375594
2
Urea
6.8
 Rp     1,729,000.00
3.85739826
3
Npk
7.8
 Rp     3,440,000.00
7.63050605
4
ZA
4
 Rp        800,000.00
1.77453629
Jumlah
3532.2
 Rp  45,082,200.00
100
Rata-rata penggunaan pupuk pada petani pepaya di Kelurahan Palas dalam satu tahun yaitu 3532,2 dengan biaya sebesar Rp. 45.082.200,00. Untuk lebih jelas biaya penggunaan pupuk usahatani pepaya dapat dilihat pada lampiran 2.
3.2.2.3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Untuk menghindari tanaman dari gangguan hama serta penyakit yang merugikan tanaman khususnya pepaya, maka dilakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida. Adapun pestisida yang digunakan adalah Decis, Regent, serta Alica. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Distribusi Rata-rata Jumlah Pemakaian dan Biaya Pada Petani Pepaya Kelurahan Palas
No
Jenis Pestisida
Pemakaian
Biaya
Persentase
1
Decis
7.2
 Rp     720,000.00
56.81818182
2
Regent
2.4
 Rp        67,200.00
5.303030303
3
Alica
2.4
 Rp     480,000.00
37.87878788
Jumlah
12
 Rp  1,267,200.00
100
Dapat dilihat pada Tabel 5 bahwa penggunaan pestisida dalam satu tahun yaitu sebanyak 12 dengan biaya sebesar Rp. 1.267.200,00. Untuk lebih jelas biaya penggunaan pestisida masing-masing petani dapat dilihat pada lampiran 3.
3.2.2.4. Bibit
Bibit merupakan faktor terpenting dalam usahatani. Pada petani pepaya di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru, ada sebagian usahatani yang masih berumur 1 tahun, maka dalam penggunaan biaya tidak tetap terdapat biaya penggunaan bibit. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Distribusi Penggunaan Bibit Pada Petani Pepaya di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru
No
Jumlah
Harga
Nilai
1
1000
 Rp                 2,000.00
 Rp   2,000,000.00
2
0
 Rp                              -  
 Rp                        -  
3
0
 Rp                              -  
 Rp                        -  
4
0
 Rp                              -  
 Rp                        -  
5
2000
 Rp                 2,000.00
 Rp   4,000,000.00
Jumlah
3000
 Rp                 4,000.00
 Rp   6,000,000.00
Rata-rata
600
 Rp                     800.00
 Rp   1,200,000.00
Pada petani 1 dan 5 umur pepaya masih satu tahun, maka masih mengeluarkan biaya berupa biaya penggunaan bibit. Sedangkan pada petani 2, 3 dan 4 umur tanaman pepaya sudah tahun ke 2. Rata-rata penggunaan bibit pada petani pepaya di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai yaitu Rp. 1.200.000,00. Sedangkan jumlah rata-rata penggunaan bibit pada petani pepaya yaitu sebanyak 600 bibit pepaya.
3.3. Pendapatan
Produksi yang diperoleh pada penelitian ini melalui proses produksi satu tahun, dan dalam penelitian ini produksi pepaya yang dipasarkan dalam bentuk buah segar tanpa adanya produk olahan.
pada penelitian ini pendapatan yang dihitung adalah pendapatan kotor, pendapatan bersih, dan RCR pada usahatani pepaya di Kelurahan Palas. Pada pendapatan kotor diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dikalikan dengan harga yang berlaku pada saat penelitian. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Rata-rata Produksi, Biaya dan Pendapatan Petani Pepaya di Kelurahan Palas ( Rp/ Umur tanaman usahatani)
No
Jenis Biaya Yang digunakan
Rata-rata Biaya
 1
Produksi
99264
 2
Pupuk


Pupuk Kandang
Rp 39,103,200.00

Urea
Rp 1,727,000.00

NPK
Rp 3,440,000.00

Za
Rp 800,000.00

Jumlah Biaya Pupuk
Rp 45,070,200.00
 3
Pestisida

Decis
Rp 720,000.00

Regent
Rp 67,200.00

Alica
Rp 480,000.00

Jumlah Biaya Pestisida
Rp 1,267,200.00
 4
Bibit
Rp 1,200,000.00
 5
Tenaga Kerja
Rp 12,333,750.00
 6
Penyusutan
Rp 253,880.00
 7
Jumlah Biaya Produksi
Rp 60,125,030.00
 8
Pendapatan Kotor
Rp 198,528,000.00
 9
Pendapatan Bersih
Rp  138,402,970.00
 10
RCR
3.30191935
Dapat dilihat dari Tabel 7 bahwa pendapatan kotor didapat dari hasil perkalian jumlah produksi dengan harga rata-rata pepaya yaitu Rp.2000,00 jadi pendapatan kotor rata-rata petani diperoleh sebesar Rp. 198.528.000,00. Sedangkan pendapatan bersih rata-rata petani diperoleh sebesar Rp. 138.402.970,00. Pendapatan bersih diperoleh dari selisih antara pendapatan kotor dengan total biaya yang dikeluarkan oleh petani pepaya. Sedangkan RCR dari usahatani pepaya di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru yaitu rata-ratanya sebesar 3,30. Dengan demikian usahatani pepaya layak untuk diteruskan karena lebih besar dari satu (1).
Untuk mengetahui kelayakan usahatani pada tanaman pepaya di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru masing-masing petani dapat dilihat pada lampiran 7.



BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
2.1. Kesimpulan
Dari data yang diperoleh dari usahatani pepaya di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
o  Rata-rata produksi untuk buah segar pepaya yang diperoleh oleh petani pepaya adalah 99260 Kg per Usahatani/Tahun, pendapatan kotor yang diterima oleh petani pepaya dengan rata-rata Rp. 198.528.000,00. Sedangkan rata-rata pendapatan bersih yang diterima petani pepaya adalah sebesar Rp. 138.403.0700,00.
o  Rata-rata RCR yang diterima oleh petani pepaya yaitu 3,30.
2.2.  Saran
Sebaiknya para petani di desa Palas menggunakan catatan usahataninya. Agar dapat mengetahui berapa keuntungan dan berapa upah petani dalam usahataninya tersebut. Sering kali petani beranggapan keuntungan yang di peroleh besar, namun mereka tidak menghiting upah petani dalam keluarga terutama upah untuk dirinya sendiri. Usahatani pepaya ini juga sebaiknya diteruskan.
Selain itu, akan lebih baik jika para petani bersifat terbuka yaitu mau menerima suatu perubahan misalnya seperti perubahan teknologi, ataupun cara-cara bertani. Namun petani di desa Palas ini rata-rata tidak mau menghadiri acara penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh lapangan. Sehingga mereka sedikit memiliki pengetahuan-pengetahuan baru.




Lampiran 1. Distribusi Penyusutan Alat-alat Pertanian Pada Petani Pepaya di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru
no. petani
penyusutan alat


cangkul
parang
Gerobak
sprayer
mesin air
total penyusutan
rata-rata
1
 Rp  50,000.00
 Rp 42,000.00
 Rp 65,000.00
 Rp 95,200.00
 Rp  -  
 Rp 252,200.00
 Rp 50,440.00
2
 Rp  50,500.00
 Rp 43,000.00
 Rp 65,000.00
 Rp 47,700.00
 Rp  -  
 Rp 206,200.00
 Rp 41,240.00
3
 Rp   37,500.00
 Rp 25,000.00
 Rp 60,000.00
 Rp 94,000.00
 Rp 60,000.00
 Rp 276,500.00
 Rp 55,300.00
4
 Rp   58,500.00
 Rp 45,400.00
 Rp115,600.00
 Rp 96,000.00
 Rp  -  
 Rp 315,500.00
 Rp 63,100.00
5
 Rp   48,000.00
 Rp 55,000.00
 Rp 67,000.00
 Rp 49,000.00
 Rp  -  
 Rp 219,000.00
 Rp  43,800.00
Jumlah
 Rp 244,500.00
 Rp 210,400.00
 Rp372,600.00
 Rp381,900.00
 Rp 60,000.00
 Rp 1,269,400.00
 Rp 253,880.00
rata-rata
 Rp  48,900.00
 Rp 42,080.00
 Rp 74,520.00
 Rp 76,380.00
 Rp 12,000.00
 Rp 253,880.00
 Rp 50,776.00






Lampiran 2. Distribusi Penggunaan Pupuk Berdasarkan Jumlah Pemakaian Pertahun, Jenis Pupuk, dan Biaya pada Petani Pepaya
No
Pupuk Kandang
Urea
NPK
ZA
Total Biaya Pupuk

Jumlah (krg)
Biaya
Jumlah (krg)
Biaya
Jumlah (krg)
Biaya
Jumlah (krg)
Biaya
1
2500
 Rp 27,500,000.00
5
 Rp 1,325,000.00
5
 Rp 2,000,000.00
0
 Rp   -  
 Rp 30,825,000.00
2
1668
 Rp 20,016,000.00
4
 Rp 1,060,000.00
4
 Rp 1,920,000.00
0
 Rp    -  
 Rp 22,996,000.00
3
2000
 Rp 24,000,000.00
4
 Rp 1,060,000.00
4
 Rp 1,600,000.00
4
 Rp 800,000.00
 Rp 27,460,000.00
4
6400
 Rp 64,000,000.00
16
 Rp 4,000,000.00
16
 Rp 7,680,000.00
16
 Rp  3,200,000.00
 Rp 78,880,000.00
5
5000
 Rp 60,000,000.00
5
 Rp 1,250,000.00
10
 Rp 4,000,000.00
0
 Rp  -  
 Rp 65,250,000.00
Jumlah
17568
 Rp 195,516,000.00
34
 Rp 20,595,000.00
39
 Rp 17,200,000.00
20
 Rp  4,000,000.00
 Rp 225,311,000.00
Rata-rata
3513.6
 Rp  39,103,200.00
6.8
 Rp 4,119,000.00
7.8
 Rp 3,440,000.00
4
 Rp      800,000.00
 Rp 45,070,200.00






Lampiran 3. Distribusi Penggunaan Pestisida Pertahun Berdasarkan Jenis, Jumlah Pemakaian, dan Biaya Petani Pepaya
No
Decis
Regent
Alica
Total Biaya Pestisida

Jumlah
Biaya
Jumlah
Biaya
Jumlah
Biaya
1
12
 Rp        1,200,000.00
0
 Rp                         -  
0
 Rp                           -  
 Rp        1,200,000.00
2
0
 Rp                              -  
12
 Rp       336,000.00
0
 Rp                           -  
 Rp            336,000.00
3
12
 Rp        1,200,000.00
0
 Rp                         -  
12
 Rp      2,400,000.00
 Rp        3,600,000.00
4
0
 Rp                              -  
0
 Rp                         -  
0
 Rp                           -  
 Rp                              -  
5
12
 Rp        1,200,000.00
0
 Rp                         -  
0
 Rp                           -  
 Rp        1,200,000.00
Jumlah
36
 Rp        3,600,000.00
12
 Rp       336,000.00
12
 Rp      2,400,000.00
 Rp        6,336,000.00
Rata-rata
7.2
 Rp            720,000.00
2.4
 Rp          67,200.00
2.4
 Rp         480,000.00
 Rp        1,267,200.00





Lampiran 4. Distribusi Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) dan Luar Keluarga (TKLK) pada Petani Pepaya
No .Petani
Tenaga Kerja
Jumlah HKP
Jumlah Upah
TKDK
Upah
TKLK
Upah
1
133.125
Rp        9,984,375.00
0.625
Rp              46,875.00
133.75
Rp      10,031,250.00
2
69.25
Rp        5,193,750.00
69.25
Rp        5,193,750.00
138.5
Rp      10,387,500.00
3
124
Rp        9,300,000.00
0
Rp        -
124
Rp        9,300,000.00
4
151.5
Rp      11,362,500.00
202
Rp      15,150,000.00
353.5
Rp      26,512,500.00
5
72.5
Rp        5,437,500.00
0
Rp        -
72.5
Rp        5,437,500.00
Jumlah
550.375
Rp      41,278,125.00
271.875
Rp      20,390,625.00
822.25
Rp      61,668,750.00
Rata-rata
110.075
Rp        8,255,625.00
54.375
Rp        4,078,125.00
164.45
Rp      12,333,750.00





Lampiran 5. Distribusi Biaya Produksi Usahatani Pepaya di Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai.
No
Pupuk
Pestisida
Penyusutan Alat Pertanian
Tenaga Kerja
Bibit
Jumlah
1
 Rp 30,825,000.00
 Rp 1,200,000.00
 Rp 252,200.00
 Rp 10,031,250.00
 Rp 2,000,000.00
 Rp  44,308,450.00
2
 Rp 22,936,000.00
 Rp 336,000.00
 Rp 206,200.00
 Rp 10,387,500.00
 Rp   -  
 Rp  33,865,700.00
3
 Rp 27,460,000.00
 Rp 3,600,000.00
 Rp 276,500.00
 Rp 9,300,000.00
 Rp    -  
 Rp  40,636,500.00
4
 Rp 78,880,000.00
 Rp   -  
 Rp 315,500.00
 Rp 26,512,500.00
 Rp    -  
 Rp  105,708,000.00
5
 Rp 65,250,000.00
 Rp 1,200,000.00
 Rp 219,000.00
 Rp 5,437,500.00
 Rp  4,000,000.00
 Rp  76,106,500.00
Jumlah
 Rp 225,351,000.00
 Rp 6,336,000.00
 Rp 1,269,400.00
 Rp 61,668,750.00
 Rp  6,000,000.00
 Rp   300,625,150.00
Rata-rata
 Rp 45,070,200.00
 Rp 1,267,200.00
 Rp 253,880.00
 Rp 12,333,750.00
 Rp  1,200,000.00
 Rp  60,125,030.00







Lampiran 6. Distribusi Produksi dan Pendapatan Petani Pepaya Kelurahan Palas Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru
no petani
Luas Lahan(Ha)
Produksi(Kg)
produksi/thn
harga (Rp)
pendapatan kotor
1
0.5
320
30720
 Rp                2,000.00
 Rp       61,440,000.00
2
0.5
400
38400
 Rp                2,000.00
 Rp       76,800,000.00
3
0.5
1000
96000
 Rp                2,000.00
 Rp     192,000,000.00
4
2
2500
240000
 Rp                2,000.00
 Rp     480,000,000.00
5
1
450
43200
 Rp                2,000.00
 Rp       86,400,000.00
jumlah
4.5
4670
448320
 Rp              10,000.00
 Rp     896,640,000.00
rata-rata
0.9
934
89664
 Rp                2,000.00
 Rp     179,328,000.00





 Lampiran 7.  Distribusi Luas Lahan, Produksi (Kg), Biaya Produksi, dan Kelayakan Usahatani Pepaya di Kelurahan Palas.
No. Petani
Luas Lahan (Ha)
Produksi (Kg)
Harga (Rp)
Pendapatan Kotor
Biaya Produksi
Pendapatan Bersih
RCR
1
0.5
30720
 Rp 2,000.00
 Rp 61,440,000.00
 Rp     44,308,450.00
 Rp 17,131,550.00
1.386642954
2
0.5
38400
 Rp 2,000.00
 Rp 76,800,000.00
 Rp     33,865,700.00
 Rp 42,934,300.00
2.267781265
3
0.5
96000
 Rp 2,000.00
 Rp 192,000,000.00
 Rp     40,636,500.00
 Rp 151,363,500.00
4.72481636
4
2
288000
 Rp 2,000.00
 Rp 576,000,000.00
 Rp   105,708,000.00
 Rp 470,292,000.00
5.448972642
5
1
43200
 Rp 2,000.00
 Rp 86,400,000.00
 Rp     76,106,500.00
 Rp   10,293,500.00
1.13525126
Jumlah
4.5
496320
 Rp 10,000.00
 Rp 992,640,000.00
 Rp   300,625,150.00
 Rp692,014,850.00

Rata-rata
0.9
99264
 Rp 2,000.00
 Rp 198,528,000.00
 Rp     60,125,030.00
 Rp138,402,970.00
3.30191935






DOKUMENTASI KEGIATAN PRAKTIKUM USAHATANI PEPAYA
DI KELURAHAN PALAS KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU
Petani 1. Bapak Ujang Ituk tanaman tahun ke-1
Petani 2. Ibu Yusni tanaman tahun ke-3
Petani 3. Bapak Widodo tanaman tahun ke-3
Petani 4. Bapak Erwin Saleh tanaman tahun ke-4
Petani 5. Bapak Misrianto tanaman tahun ke-1
DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar